Ringkasan Khotbah

13
Apr 2025
Jeffry S. Tjandra

Bangsa Israel dikejar oleh tentara Firaun sampai ke Laut Teberau dan Tuhan mengadakan mujizat membukakan jalan bagi Israel dengan membelah laut Teberau agar Bangsa Israel bisa lewat di tengah-tengahnya. Betapa Allah sungguh mengasihi Bangsa Israel. Namun tidak lama setelah itu, Bangsa Israel kembali bersungut-sungut pada Allah karena masalah yang mereka alami di padang gurun, padahal mereka baru saja mengalami mujizat yang begitu dahsyat. Seringkali kita melakukan hal yang sama dengan Bangsa Israel, saat sesuatu berjalan sesuai yang kita harapkan maka mudah bagi kita untuk mengucap syukur dan berkata bahwa Tuhan itu baik, tapi saat keadaan menjadi sulit maka kita mulai mempertanyakan kasih Tuhan atas hidup kita. Ada 3 “jangan” yang harus selalu kita ingat: 1. Jangan pernah mengukur kasih setia Tuhan dengan apa yang terjadi dalam hidup kita. 2. Jangan pernah mempersalahkan Tuhan atas apapun yang terjadi dalam hidup kita. 3. Jangan pernah meragukan kasih Tuhan. Tuhan telah memberi hidup-Nya bagi kita, adakah yang tidak akan Dia beri bagi kita?
Tuhan adalah Bapa yang terlalu baik bagi kita. Dia memberi setiap kita hadiah, yang seringkali hadiah itu dibungkus dengan masalah. Semakin besar hadiahnya, semakin besar juga masalahnya. Kalau hari ini kita dihadapkan dengan masalah yang besar, mari kita belajar meresponi dengan tenang dan percaya ada berkat Tuhan yang besar yang terbungkus di dalamnya. Namun seringkali kita justru melakukan 2 kesalahan besar dalam merespon masalah: 1. Kita sering merasa lebih pintar dari Tuhan, mencoba mengatur dan mengajari Tuhan tentang apa yang harus Ia kerjakan. 2. Kita memberi batas waktu untuk Tuhan agar segera mengabulkan keinginan kita sesuai waktu yang kita mau.
Kadang sulit mengerti bagaimana cara Tuhan bekerja dalam hidup kita karena tidak semua rahasia-Nya Ia singkapakan bagi kita. Mari belajar dari hamba Tuhan yang luar biasa, satu-satunya manusia yang dibanggakan Tuhan: Ayub (Ayub 2:1-10). Ayub adalah orang yang saleh dan takut akan Tuhan, namun ia mengalami badai yang begitu dahsyat. Allah tidak menjawab Ayub dalam berbagai rentetan pertanyaan “kenapa” yang diajukannya, tapi Allah menjawab Ayub dengan menyadarkannya tentang kekuasaan-Nya atas alam semesta. Berhenti bertanya “mengapa” kepada Tuhan, masalah pasti akan selalu ada dalam hidup kita selama kita hidup di dunia ini. Itulah sekolah kehidupan untuk membuat kita menjadi semakin kuat. Yang Tuhan inginkan adalah agar kita selalu percaya kepada-Nya dalam setiap proses di hidup kita. Sekalipun kita belum melihat keadaan seperti apa yang Ia janjikan, pilihlah untuk percaya daripada memilih untuk bersungut-sungut. Milikilah iman yang dewasa: iman yang tidak terombang-ambing oleh keadaan. Jangan pernah biarkan perasaan kita menngambiil alih peranan iman dalam hidup kita. Perasaan dipengaruhi oleh keadaan tetapi iman mempengaruhi keadaan! Ada 2 alasan kenapa kita harus tetap percaya: 1. Kita punya Tuhan yang berdaulat penuh atas hidup kita. 2. Karena kita punya Tuhan yang tahu jauh lebih baik daripada setiap kita. Tidak pernah sekalipun Tuhan merancangkan sesuatu yang jahat bagi hidup kita. Amin. Tuhan memberkati!
 

20
Apr 2025
Ps. Dr. dr. Liem Pik Jiang, M. Th.
13
Apr 2025
Jeffry S. Tjandra
6
Apr 2025
Ps. Dr. dr. Liem Pik Jiang, M. Th.