Ringkasan Khotbah
Samuel adalah seorang tokoh besar dalam sejarah Alkitab yang kita kenal membawa kebangunan rohani bagi bangsa Israel setelah keterpurukan mereka di bawah kepemimpinan Imam Eli. Sejak kecil hingga purna tugas pada masa tuanya Samuel membuktikan pribadinya hidup bersih dan benar di hadapan Tuhan dan rakyat (1 Samuel 12:3-5). Tetapi demikian, bukan berarti ia memiliki anak-anak yang mengikuti jejaknya (1 Samuel 8:1-3). Ia adalah seorang nabi yang mengajarkan isi hati Allah kepada umat Tuhan, sekaligus berperan sebagai seorang hakim yang memimpin bangsa itu dan menegakkan kehidupan sipil dan bernegara secara sehat, tetapi ia juga seorang yang menghasilkan raja-raja.Satu gagal dan satu berhasil, mereka adalah Raja Saul dan Raja Daud. Samuel hidup benar, tetapi belum tentu anak-anaknya dan murid-muridnya mengikuti jejaknya. Di antara mereka Daudlah yang setia berjalan dalam jalan Tuhan. Samuel menghasilkan pemimpin-pemimpin dalam hidupnya, sebagian gagal dan sebagian berhasil. Ia jelas menjadi teladan yang hebat dalam mengikuti ajaran Tuhan.
Bagaimana ia melatih mereka?
1. Berjalan bersama. Tuhan tidak meninggalkan bangsa itu sendiri ketika mereka menolak Tuhan (1 Samuel 10:8). Tahu istilah tandem? Menurut KBBI, tan·dem: 1. sepeda yang dinaiki dua orang atau lebih dengan duduk berurut ke belakang dan semuanya turut mengayuh; 2. pesawat (tempur) untuk dua orang, satu di depan (sebagai pilot). Tandem adalah melakukan bersama-sama. Cara yang terbaik untuk mengajar adalah melakukannya bersama-sama.Seorang pelatih yang baik tidak akan berkata kerjakan ini dan itu, ia akan ada di lapangan bersama dengan anak didiknya. Pelatih renang tidak selalu berada di pinggir kolam, ia akan ada di dalam kolam bersama anak didiknya. Seorang pemimpin tidak hanya main perintah, tetapi ia ada mendampingi untuk mengarahkan, mengoreksi, dll. Perhatikan bahwa pemimpin ada bersama anak didiknya bukan untuk mengambil alih tugas mereka, anak didiknya yang berlaga tetapi ia tidak hanya mengamati dari jauh. Pada waktu para murid memohon kepada Yesus, “Tuhan, ajarilah kami berdoa,” Dia menanggapi dengan memberikan contoh doa yang efektif dan kemudian berdoa bersama mereka. Mereka belajar berdoa dengan berdoa bersama-sama. Sediakan waktu untuk orang yang sedang Anda muridkan, berdoalah bersama, bacalah Alkitab bersama, ceritakanlah pemahaman Alkitab bersama, ceritakanlah pelajaran yang Anda pelajari tentang diri Anda dan Tuhan, bagikanlah tips-tips pelayanan yang membangun iman, perlengkapilah mereka untuk mengembangkan karunia mereka, ceritakanlah masalah dan kesedihan Anda, bahkan kegagalan serta kemenangan-kemenangan Anda. Ada banyak orang punya kerinduan menghasilkan murid-murid yang hebat lewat pelayanan mereka, tetapi tidak pernah meluangkan waktu untuk memerlengkapi mereka secara konsisten.
2. Memberi kesempatan untuk maju sesuai karunia. Pelatihan dan pelipatgandaan rohani bukan berarti membuat salinan (bukan copy-paste) diri kita. Setiap kehidupan adalah suatu kehidupan yang orisinil dan unik. Kita harus menyadari bahwa setiap orang mempunyai karunia-karunia dan panggilan tersendiri untuk melayani Tubuh Kristus Panggilan Samuel beda dengan panggilan Saul dan Daud.Mereka berdua melewati berbagai macam Medan peperangan dan bersimbah darah musuhnya.Jangan patah semangat dengan kemajuan yang kelihatan lamban pada murid Anda. Ingatlah betapa lamanya Anda dan saya memenangkan peperangan-peperangan awal dan betapa sabarnya Allah terhadap kegagalan-kegagalan kita. Paulus berkata, “Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik karena apabila sudah datang waktunya kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah (Gal.6:9). Apa yang kita tanam ke dalam hidup orang lain akan membuahkan keuntungan kekal yang jauh di luar dugaan kita.Jika kita mengalami jatuh bangun dalam kerohanian, bukankah wajar jika murid-murid kita juga mengalami hal yang sama? Kesempatan bagi Saul:1 Samuel 15:1-3. Kesempatan tetap diberikan, tetapi kemajuan tergantung pada keputusan masing-masing. Kita tidak bisa memaksa orang berubah. Saul tetap membangkang meskipun diberi kesempatan. Bahkan ketika ia dianggap tidak fit untuk posisi raja, ia tetap tidak mau menjadi King Maker, akibatnya ia menghancurkan dirinya sendiri.Jika ia menolong Daud menjadi raja yang hebat maka ia tidak akan mengakhiri hidupnya dengan cara tragis.Saat Daud bersalah, ia juga diberi kesempatan dan ia mempergunakan kesempatan itu dengan baik, itukah sebabnya ia tidak ditolak (2 Samuel 12:13). Kita tidak mencela/mencibir orang yang salah tetapi menolong mereka untuk menjadi pribadi yang lebih baik.Apakah Tuhan Yesus mencibir Petrus dan murid-murid yang lain?Bahu pribadi orang yang suka mencibir tidak enak untuk bersandar! Apakah Anda nyaman dan tenang berada di bawah pemeliharaan pribadi semacam itu? Yohanes 21:17. Kesempatan diperlukan untuk melakukan evaluasi, koreksi dan disiplin (1 Samuel 13:11-14).
Seorang pemimpin harus memiliki spirit membangun! Saul membangun kerajaannya sendiri, bukan kerajaan Allah. Daud membangun kerajaan Allah, bukan kerajaannya sendiri. Daudlah yang langgeng dipercaya oleh Tuhan untuk melayani. Amin. Tuhan memberkati!
FOLLOW US ON