Ringkasan Khotbah
Ada banyak orang yang berpikir bahwa belajar tentang hidup itu harus kepada orang-orang yang sukses. Hal ini tidak salah, tetapi akan lebih lengkap jika kita juga mau belajar dari orang gagal, agar kita dapat menjauhi hal-hal yang dapat menyebabkan kegagalan itu. Kecenderungan manusia ketika melihat orang yang gagal atau pernah gagal biasanya meremehkan atau memandang sebelah mata, hingga menjauhi dan bahkan menghina. Sikap buruk seperti itu jangan dipelihara. Orang yang gagal mungkin saja memiliki sesuatu yang lebih berharga untuk kita pelajari daripada orang yang berhasil. Belajar dari orang gagal sama pentingnya dengan belajar dari orang sukses. Belajar dari orang sukses akan memberi dorongan semangat untuk dapat meraih keberhasilan dan berjuang, tetapi belajar dari orang gagal akan menolong kita untuk melangkah dengan berhati-hati agar tidak jatuh terperosok dalam jebakan kegagalan yang sama.
Mari sedikit berandai-andai: Anda diberi kesempatan untuk melewati sebuah jalan berhadiah, di ujung akhir jalan itu disediakan emas yang sangat banyak yang boleh Anda miliki jika benar-benar dapat sampai di ujung jalan. Namun perlu diperhatikan bahwa di sepanjang jalan terdapat berbagai macam jebakan tersembunyi yang dapat menghentikan Anda menyelesaikan perjalanan itu. Lalu Anda diberi dua pilihan bantuan: 1. Langkah-langkah yang aman dan bisa membawa kita ke ujung jalan dengan selamat. 2. Dimana saja letak jebakan-jebakan berada di sepanjang jalan, lengkap dengan emas ekstra yang boleh dikumpulkan sepanjang jalan.Mana yang Anda pilih? Biasanya orang memilih bantuan nomor 1, karena bisa dengan aman dan tahu harus melangkah kemana untuk bisa sampai ke ujung jalan dengan selamat dan memperoleh emas tersebut asalkan setiap langkah yang dibuat benar-benar tepat seperti panduan yang diberikan.Ini adalah pilihan yang masuk akal.Tetapi sebenarnya pilihan kedua juga tidak buruk, karena di sini kita mendapatkan lebih banyak kebebasan.Kita memang hanya tahu dimana saja letak jebakan tersebut berada. Tetapi hal ini justru mendatangkan keuntungan bagi kita. Kita sudah tahu dimana aneka macam jebakannya diletakkan. Jadi, tidak ada lagi yang perlu kita kuatirkan untuk melangkah kemana saja asal kita tidak menginjak jebakan tersebut. Kita menjadi bebas melangkah, bahkan mungkin menari-nari di jalan tersebut. Alkitab tidak hanya memberi panduan tentang bagaimana melangkah di tempat yang aman dalam sepanjang jalan kehidupan, tetapi juga memberitahukan aneka macam jebakan di sepanjang jalan kehidupan. Alkitab tidak hanya menceritakan tokoh-tokoh yang berhasil saja, tetapi juga memberitahukan tentang tokoh-tokoh yang gagal dalam perjalanan hidupnya karena mengambil aneka macam keputusan yang salah.Kita dapat belajar dari keduanya untuk meraih berkat Tuhan yang disediakan di sepanjang perjalanan kehidupan.
Jemaat Korintus menghadapi aneka macam godaan: Keserakahan, percabulan (kuil Venus dengan lebih dari 1000 perempuan yang bekerja sebagai pelacur bakti), perselisihan, tidak tahu mengucap syukur, mencobai Tuhan, dll. Paulus tahu dengan jelas bahwa di dalam sejarah, bangsa Israel berulangkali tidak menjaga mulutnya dari berbuat dosa. Mereka terpancing dengan situasi sulit dan keadaan lainnya, sehingga mereka berkata: “Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah muak.” Akibatnya mereka gagal dalam perjalanan hidup menuju tanah perjanjian.Karena keadaan itu maka dalam 1 Korintus 10 Paulus mengingatkan jemaat tentang tokoh-tokoh Alkitab yang gagal dalam perjalanan menuju berkat Tuhan. Tujuannya agar jemaat tidak gagal dalam perjalanan hidup menuju Yerusalem baru. Mereka dapat belajar dari orang gagal, agar tidak mengalami kerugian yang sama (1 Korintus 10:6-10).
Keuntungan belajar dari orang gagal:
1. Menolong kita untuk menghindari jebakan dalam perjalanan kehidupan.Belajar itu tidak harus dari pengalaman sendiri. Kita bisa belajar dengan melihat pengalaman orang lain, entah itu pengalaman yang baik ataupun yang buruk. Saat kita melihat seseorang terjatuh dalam sebuah lubang di depan, maka kita dapat menolong orang tersebut sembari menghindari lubang itu. Saat kita melihat orang lain mengalami pengalaman buruk karena mengambil keputusan gegabah, maka seharusnya itu menyadarkan kita untuk tidak melakukan kesalahan yang sama.Saat kita melihat orang mengalami pengalaman buruk karena membiarkan diri dikuasai nafsu, maka kita dapat belajar untuk menguasai diri dengan baik (Amsal 27:12). Aneka macam jebakan dalam kehidupan yang dibahas rasul Paulus sebagai contoh: A. Jebakan keinginan daging. Bahaya yang mengancam diri seseorang bukan selalu berasal dari luar, melainkan dari dalam dirinya sendiri. Bahkan ancaman atau musuh yang berasal dari dalam diri sendiri itu jauh lebih berbahaya dibanding yang berasal dari luar. Contohnya: kemalasan, kesombongan, lalu ego, keserakahan, nafsu, dll. B. Jebakan mencobai Tuhan dan bersungut-sungut. Arti dari mencobai Tuhan adalah “Menantang Tuhan dengan meragukan kekuasaan-Nya melalui ucapan-ucapan yang bernada cemoohan kepada Tuhan”. Hal ini disebabkan oleh hati yang bebal dan tidak percaya kepada Tuhan. Bagaimanakah dengan keadaan kita sekarang ini? Apakah kita sedang mencobai Tuhan karena keadaan yang sulit? ataukah kita tetap bersukacita dan bersyukur atas apa yang telah terjadi? Jangan biarkan mulut dan hati kita menjadi alat yang mencobai Tuhan, namun biarlah hati kita selalu beryukur dan berserah kepada Tuhan.Contoh: Simson, Daud, Lot, dll
2. Memberi gambaran tentang harga yang dibayar karena keputusan yang salah.Jika memiliki kesempatan melihat pengalaman kegagalan orang lain, lihatlah dengan cermat. Perhatikanlah perasaan mereka saat harus menanggung kegagalan itu, lalu cermati bagaimana sulitnya bangkit dari keadaan tersebut. Setelah itu berhati-hatilah dengan keputusan yang Anda buat.Harga yang harus mereka bayar seringkali jauh lebih mahal daripada yang mereka perkirakan.Saat seseorang ingin mengambil keputusan, seringkali ia merasa bahwa ia sanggup membayar harganya dan ia kuat menanggung segala akibat yang muncul karena keputusan itu. Namun ternyata saat tiba ia membayar segala akibat keputusan itu ternyata ia tidak sanggup untuk menanggungnya (1 Korintus 10:12).
Dalam perjalanan kehidupan ini kita dapat menghindari aneka macam jebakan penderitaan saat kita membuka hati untuk belajar dari orang-orang yang pernah terjatuh dalam jebakan tersebut.Jadi, masihkah Anda ingin menganggap remeh orang-orang yang gagal atau pernah gagal? Pernah gagal itu biasa, namun terus berjuang untuk meraih keberhasilan itu luar biasa. Lihatlah contoh orang-orang yang memperbaiki kesalahannya dan kesempatan yang Tuhan berikan bagi mereka (Hakim-hakim 16:28). Jadi, belajar dari orang sukses itu baik. Tetapi belajar dari orang gagal juga baik. Keduanya membuat kita menjadi bijaksana.Menolong kita untuk menghindari jebakan dalam perjalanan kehidupan. Amin. Tuhan memberkati!
FOLLOW US ON