Generasi saat ini sangat memerlukan teladan. Telaan tidak dapat ditemukan di tempat lain selain dimulai dari diri kita sendiri.

1. Bukan krisis pengajaran,melainkan krisis teladan (Mat. 28:19-20). “Ajar untuk tahu” dapat dilakukan dengan berbagi pengetahuan, tapi “ajar untuk melakukan” adalah tentang memberi teladan. Pengajaran ada begitu banyak dan bagus-bagus, namun teladan menjadi krisis dalam hidup generasi saat ini. Anak sering gagal taat, tapi jarang gagal meniru. Anak-anak banyak mencari idola karena mereka ingin menjadi seperti orang itu.

2. Bukan krisis kebenaran,melainkan krisis teladan (2 Tim. 2:22-26). Menjauhi nafsu orang muda berbicara mengenai kesatuan dalam jemaat, menghindari nafsu untuk berdebat, tidak memperdebatkan hal-hal yang tidak esensi. Jangan kita mengurusi hal-hal yang tidak perlu dan memperdebatkan hal yang tidak penting sehingga timbul percekcokkan ataupun pertengkaran. Generasi saat ini bukan membutuhkan orang-orang yang jago debat, tapi mereka butuh hamba Tuhan yang sabar. Being right doesn’t mean you have right to be rude (kamu benar tapi bukan berarti kamu punya hak untuk kasar). Ada perbedaan yang mencolok antara semangat memberitakan kebenaran dengan nafsu mencari kesalahan. Tanpa bantuan Roh Kudus, kita tidak akan dapat membedakannya. Teladan kita adalah Yesus yang lemah lembut dan rendah hati.

3. Bukan krisis pemimpin muda, melainkan krisis teladan (1 Tim. 4:12-16). Generasi saat ini bisa jadi lebih tahu daripada orang tuanya karena kemudahan informasi dan pengetahuan yang didapat. Maka tidak mungkin kita jadi orang yang paling tahu, jadi orang tua pun harus belajar untuk menjadi teladan. Berusaha membuktikan bahwa kita lebih tahu malah akan membuat kita menjadi norak. Belajar untuk menghormati pemimpin yang Tuhan taruh di atas kita karena merak hamba Tuhan yang dipakai untuk melihat sisi yang tidak bisa kita lihat. Kita mungkin bukan model, tapi pasti akan jadi role model. Akan ada yang mengikuti kita

Amin. Tuhan memberkati!