Ringkasan Khotbah
Siapakah yang disebut gembala? Banyak orang akan mengatakan bahwa yang disebut gembala adalah pendeta/pastor/gembala sidang. Jawaban tersebut tidaklah salah, namun sebetulnya siapa yang disebut gembala menurut Firman Allah? Alkitab terdiri dari Perjanjian Lama (PL) dan Perjanjian Baru (PB). Dalam PL, gembala: orang yang punya posisi pemimpin (orang tua, pemimpin perusahaan, kepala sekolah, pemimpin dalam pemerintahan, dll.), tidak selalu mereka yang menjadi pemimpin rohani, namun setiap orang yang punya posisi pemimpin dalam bidangnya masing-masing. Dalam PB, gembala: orang yang punya karunia jawatan (nabi, rasul, gembala, pengajar, penginjil), bukan bicara tentang sebuah posisi atau jawatan namun tentang karunia. Kadang ada orang yang memiliki karunia gembala namun tidak punya kesempatan untuk ada dalam posisi gembala, punya karunia pengajar tapi bukan guru, dll. Karunia gembala sebetulnya meneguhkan konteks gembala dalam PL, bahwa yang terpenting bukan posisinya, namun yang terpenting adalah dalam posisi kita itu bagaimana menggembalakan orang yang ada di bawah kepemimpinan kita. Di satu sisi, kadang kita gembala di konteks kita tapi di sisi lain kita juga harus digembalakan oleh orang lain. Jadi, gembala adalah setiap orang yang punya posisi untuk menggembalakan dalam konteksnya masing-masing, dengan Gembala Agung kita yaitu Allah.
Bagaimana sikap seorang gembala sesuai Firman Tuhan? (1 Pet. 5:1-4).
1. Sukarela (1 Pet. 5:2).
2. Tidak mencari keuntungan (1 Pet. 5:2).
3. Teladan (1 Pet. 5:3).
Materi apa yang kita sampaikan kepada orang yang kita gembalakan? Menjadi orang yang rendah hati dalam keseharian (1 Pet. 5:5-6). Sikap rendah hati akan tampak dalam perilaku:
1. Tunduk (1 Pet. 5:5). Menghargai kepemimpinan otoritas itu tidak mudah, kadang-kadang yang dipimpin bisa lebih pandai/kaya/dll. daripada pemimpinnya. Namun Allah ingin agar kita rendah hati dan tunduk menghargai otoritas kita.
2. Mengandalkan Tuhan (1 Pet 5: 6). Kita tidak boleh mengandalkan manusia karena manusia itu terbatas. Kita haruslah hanya mengandalkan Tuhan dalam hidup kita karena hanya Tuhan yang layak untuk diandalkan.
Upah dari orang yang rendah hati: Allah akan meninggikan pada waktunya.
Amin. Tuhan memberkati!
FOLLOW US ON